Juangnoesantara.blogspot.com

no copas

Pages

Sabtu, 02 November 2013

Sejarah Perkembangan Ilmu Politik


SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK
(Buku DASAR-DASAR ILMU POLITIK, Prof Miriam Budiardjo)

Ilmu politik bisa dikatakan masih muda. Ilmu politik diperkirakan baru lahir pada akhir abad ke-19. Namun jika ditinjau secara lebih luas, ilmu politik malahan bisa dikatakan ilmu sosial yang tertua didunia. Hal ini dapat ditinjau dalam pembahasan secara rasionil dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik.
Misalnya di Yunani Kuno, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 SM terbukti dalam karya-karya ahli sejarah seperti Heredotus, atau filusuf-filusuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Selain itu tulisan-tulisan politik yang bermutu juga terkumpul di Asia yaitu antara lain di India dan Cina. Tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusasteraan Dharmasastra dan Arthasastra yang bersal dari masa kira-kira 500 SM. Dan diantara filusuf Cina yang terkenal ialah Confucius atau K’ung Fu Tzu kurang lebih 500 SM.
Di Indonesia juga didapati beberapa karya tulisan yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan seperti, Negara Kertagama yang ditulis pada abad ke-13 pada masa Majapahit dan abad ke-15 M Babad Tanah Jawi. Namun pada akhir abad ke-19 kesusasteraan yang mencakup politik mengalami kemunduran karena terdesak oleh pemikiran Barat yang di bawa oleh negara-negara seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan Belanda dalam rangka imperealisme.
            Di negara-negara benua Eropa seperti Jerman, Austria, dan Perancis bahasan politik banyak di pengaruhi oleh ilmu hukum dan karena itu fokus perhatiannya adalah negara yang utama. Di Inggris permasalahan politik dianggap termasuk filsafat terutama moral philosopy, dan dianggap bahasannya tidak pernah lepas dari sejarah. Akan tetapi dengan didirikannya Ecole Libre des Sciences Politiques di Paris (1870) dan London School of Economics and Political Science (1895) ilmu politik untuk pertama kali dalam negara-negara tersebut dianggap sebagai disiplin tersendiri yang patut mendapat tempat dalam kurikulum perguruan tinggi.
            Perkembangan yang berbeda terjadi di Amerika Serikat. Pada mulanya tekanan yuridis seperti yang terdapat di Eropa mempengaruhi bahasan masalah politik, akan tetapi lama kelamaan timbul hasrat yang kuat untuk membebaskan diri dari yuridis tersebut dan lebih mendasarkan diri atas pengumpulan data empiris. Dan perkembangan selanjutnya  bersamaan waktunya dengan perkembangan sosiologi dan psykhologi, sehingga kedua cabang ilmu sosial ini banyak mempengaruhi metodelogi dan terminologi ilmu politik. Pada tahun 1858 seorang sarjana kelahiran Jerman, Francis Lieber diangkat sebagai guru besar dalam sejarah dan ilmu politik di Columbia College, dan kejadian ini di Amerika dianggap sebagai pengakuan pertama terhadap ilmu politik sebagai ilmu tersendiri. Perkembangan selanjutnya berjalan secara cepat yang apat dilihat juga dari didirikannya American Political Science Association (APSA) pada tahun 1904.
            Perkembangan politik di dunia semakin berkembang pesat setelah Perang Dunia II. Di Belanda misal, dimana sampai pada waktu itu penelitian mengenai negara dimonopoli oleh Fakultas Hukum, Faculteit der Sociale en Politieke Wetenschappen (sekarang bernama Faculteit de Sociale Wetenschapepen) pada tahun 1947 di Amsterdam. Di Indonesia pun didirikan fakultas-fakultas yang serupa seperti Fakultas Sosial dan Politik UGM, Yogyakarta atau Fakultas Ilmu Ilmu Sosial UI, Jakarta dimana Politik merupakan Departemen tersendiri. Akan tetapi karena pendidikan tinggi hukum sangat maju maka tidaklah heran apabila permulaan perkembangannya, ilmu politik di Indonesia terpengaruh kuat oleh ilmu itu. Akan tetapi dewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang baru berangsur-angsur mulai dikenal.
            Sementara itu di wilayah Eropa Timur perkembangan ilmu politik hingga dewasa ini masih memperlihatkan pendekatan tradisionil dari segi sejarah, filsafat, dan yuridis. Sebab maju dan berkembang pesatnya ilmu politik setelah Perang Dunia juga disebabkan karena adanya dorongan kuat dari beberapa badan Internasional, terutama UNESCO. Pada tahun 1948 UNESCO menyelenggarakan suatu survey mengenai kedudukan ilmu politik dalam kira-kira 30 negara. Proyek ini di pimpin oleh W. Ebenstein dari Princeton University Amerika Serikat, lalu kemudian dilanjutkan oleh beberapa ahli dalam suatu pertemuan di Paris dan menghasilkan buku Contemporary Political Science (1948).
Sebagai tindak lanjutnya UNESCO bersama International Political Science Association (IPSA) yang didirikan pada tahun 1949, yang mencakup kira-kira 10 negara di antaranya negara Eropa Barat besar seperti, India, Mexico, dan Polandia. Pada tahun 1952 laporan-lapporan ini di bahas dalam sebuah konferensi di Cambridge, Inggris, dan hasilnya disusun oleh W.A. Robson dari London School of Economics and Political Science dalam buku The University Teaching of Social Sciences: Political Science. Buku ini merupakan bagian dari suatu rangkaian penerbitan UNESCO mengenai pengajaran beberapa ilmu sosial (termasuk ekonomi, anthropologi budaya dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya ini merupakan usaha internasional untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.




0 komentar:

Posting Komentar