MAKALAH "PERJUANGAN HAMAS UNTUK
PALESTINA MERDEKA"
Oleh Bung RF
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Palestina
merupakan sebuah wilayah yang berada di kawasan Asia Barat atau dalam dunia
timur disebut Timur Tengah. Secara geografis, disebelah timur Palestina
berdampingan dengan dua negara arab yang cukup berpengaruh yaitu Syiria dan
Yordania. Sedangkan disebelah barat Palestina terbentang Laut Tengah yang dapat
dikatakan merupakan kunci strategis bagi politik dan ekonomi negara-negara di
dunia.
Wilayah ini
merupakan kawasan yang rawan konflik. Hal ini dikarenakan di Palestina terdapat kota suci Jerussalem yang
merupakan kota penting bagi tiga agama, yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen. Bagi
Islam, disana terdapat Masjid Al-Aqsa (Masjid terpenting ketiga setelah Makkah
dan Madinah), bagi Yahudi, kota ini adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada
mereka atau The Promissed Land
(Menurut Bibel, Kejadian 15 : 18) dan tempat bekas berdirinya Kerajaan Sulaiman,
sedangkan bagi Kristen merupakan tempat kelahiran Yesus. Oleh karena itu,
terjadilah perseteruan diantara dua negara Israel (Mewakili Yahudi) dengan
Palestina (Islam) karena kaum Yahudi ingin kembali ke tanah leluhur mereka dan
berniat membangun kembali kejayaannya dengan mengusir dan menindas rakyat Palestina
yang kini mendiami wilayah tersebut.
Konflik Israel (Yahudi)
dengan Palestina menjadi perhatian dunia internasional karena konfliknya yang
lama dan pelik, dan hingga saat ini belum ada solusi damai antara keduanya.
Rakyat Palestina terusir dari kampung halamannya sendiri, tertindas dan
tersiksa karena ingin mempertahankan tanah air mereka. Oleh karena itu
muncullah gerakan-gerakan perlawanan terhadap Israel. Harakat Al-Muqawwamatul
Islamiyah atau Hamas adalah salahsatu gerakan sekaligus partai politik
Palestina yang secara nyata menentang dan melakukan perlawanan terhadap Israel.
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas secara lebih
mendalam tentang bagaimana peran Hamas memperjuangkan Palestina dari cengkraman
Yahudi Israel.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Latar Belakang Konflik
Palestina dan Israel?
2.
Bagaimana Asal Muasal Terbentuknya
Hamas?
3.
Bagaimana Peranan dan Perjuangan Hamas
bagi Palestina?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui Latar Belakang Konflik Palestina dan
Israel
2.
Mengetahui Asal Muasal
Terbentuknya Hamas
3.
Mengetahui
Peranan dan
Perjuangan Hamas bagi Palestina
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Konflik Palestina dan Israel
Palestina merupakan sebuah wilayah yang berada
di kawasan Asia Barat atau dalam dunia timur disebut Timur Tengah. Secara
geografis, disebelah timur Palestina berdampingan dengan dua negara arab yang
cukup berpengaruh yaitu Syiria dan Yordania. Sedangkan disebelah barat
Palestina terbentang Laut Tengah yang dapat dikatakan merupakan kunci strategis
bagi politik dan ekonomi negara-negara di dunia.
Seperti yang kita
ketahui, wilayah ini merupakan kawasan yang rawan konflik. Hal ini dikarenakan
di Palestina terdapat kota suci
Jerussalem yang merupakan kota penting bagi tiga agama, yaitu Islam, Yahudi,
dan Kristen. Bagi Islam, disana terdapat Masjid Al-Aqsa (Masjid terpenting
ketiga setelah Makkah dan Madinah), bagi Yahudi, kota ini adalah tanah yang
dijanjikan Tuhan kepada mereka atau The
Promissed Land (Menurut Bibel, Kejadian 15 : 18) dan tempat bekas
berdirinya Kerajaan Sulaiman, sedangkan bagi Kristen merupakan tempat kelahiran
Yesus. Oleh karena itu, terjadilah perseteruan diantara dua negara, disini
Israel (Mewakili Yahudi) dengan Palestina (Islam). Karena kaum Yahudi ingin
kembali ke tanah leluhur mereka dan berniat membangun kembali kejayaannya
dengan mengusir dan menindas rakyat Palestina yang kini mendiami wilayah
tersebut.
Akar dari masalah
ini, pertama bermula dari munculnya gerakan Zionis. Lebih dari 500 tahun
Utsmaniah melindungi para pengungsi kaum Yahudi yang diusir oleh kaum Kriten
Eropa. Kaum Yahudi menjadi korban perburuan dan pembantaian oleh kaum Kristen
Eropa yang disebut dengan anti-semitisme. Ketika itu mereka berlindung di
wilayah Utsmani. Kemudian muncul gagasan politik Theodore Herzl dalam bukunya
Der Judenstaat yang isinya mengungkapkan kakayaan orang-orang Yahudi pada masa
Nabi Daud dan mengusulkan terbentuknya masyarakat Yahudi secara politik atau
mendirikan suatu negara Yahudi di Palestina. Dari buku itulah yang menumbuhkan
bangsa Yahudi untuk menguasai tanah leluhurnya. Lalu muncullah gerakan Zionisme.
Zionisme didirikan awalnya bertujuan untuk menyatukan orang-orang Yahudi yang
berada di Eropa dan memiliki negara khusus Yahudi. Maka ziois menggunakan
segala cara untuk menguasai Palestina. Cara yang ditempuh antara lain dengan
melakukan migrasi besar-besaran, membeli tanah Palestina, dan melakukan agresi.
Selain itu rencana mereka untuk mendirikan negara Yahudi didukung oleh Inggris
di bawah pemerintahan Ratu Elisabeth. Setelah itu mereka mendirikan
pemerintahan zionis internasional dengan ibu kota Yerusalem. Kemudian zionis melaksanakan kebijakan menggusur
bangsa Palestina dari tanah air mereka dengan cenderung memaksa seperti pada
konflik tahun 1948 dan perang tahun
1967. Akhirnya zionis dengan sepihak membentuk negara Israel yang
dideklarasikan pada 14 Mei 1948. Bagi
masyarakat Palestina kebijakan ini dirasa sebagai penjajahan dan pencaplokan
wilayah oleh Israel, dan ujung-ujungnya menimbulkan kemiskinan, penindasan,
teror bahkan pertumpahan darah.
Perang Arab-Yahudi
tahun 1948 yang dimenangkan Israel menyebabkan 90 persen tanah Palestina jatuh
kepada Yahudi. Sebagian warga Palestina mengungsi ke lebanon dan yordania.
Setelah pengusiran pada 1967 rakyat Palestina tergugah semangatnya untuk
kemudian melakukan penentangan dan perlawanan memperjuangkan kemerdekaan
Palestina dari zionis Israel.
Kemudian muncullah
tokoh yang paling gigih memperjuangkan rakyat Palestina, yaitu Syeikh Ahmad
Yassin. Ia menjadi simbol perlawanan dan perjuangan kemerdekaan Palestina
merdeka melawan zionis Israel. Selanjutnya kemudian ia memprakarsai
didirikannya organisasi gerakan perlawanan terhadap Israel yaitu Hamas (Harakat
Al-Muqawwamatul Islamiyah). Organisasi ini merupakan pengembangan dari Ikhwanul
Muslimin yang berpusat di Kairo, Mesir.
Setelah pengusiran
warga Palestina tahun 1948, kemudian Israel membuka jalan imigran Yahudi dari
Eropa ke Palestina. Setelah pengusiran tersebut berdirilah negara Israel pada
1948. Hal ini mendorong terjadinya konflik berkepanjangan dan menimbulkan
banyak korban, khususnya dari warga Palestina. Selama ini konflik bersenjata telah
dialami Palestina, sebagai contoh konflik di Jalur Gaza merupakan bentuk tindak
kekerasan dan penindasan terhadap Palestina. Dari mulai aksi teror, serangan
bom, penembakan, penyerangan kapal nelayan dan penggusuran lahan. Seperti yang
kita ketahui bahwa kekerasan yang dilakukan Israel lebih kejam dan brutal
dibandingkan serangan kekerasan dari Palestina. Dan kondisi ini terjadi selama
puluhan tahun bahkan hingga sekarang. Setelah berakhirnya Perang Enam Hari di
tahun 1967 Israel mulai menguasai wilayah darat, laut dan udara Jalur Gaza.
Rakyat Palestina benar-benar di rugikan dan mendapat tekanan baik dari segi
militer maupun ekonomi.
Sejak kemenangan Hamas
dalam Pemilu Juni 2007, Hamas menduduki Gaza. Sebelumnya Hamas telah mendesak Presiden
Palestina Mahmud Abbas untuk mengeluarkan Dekrit Presiden. Hal ini dilakukan Hamas
untuk menekan presiden menjelang perundingan pembagian kekuasaan antara Fatah
dan Hamas yang ditengahi Mesir. Kemenangan Hamas ini menjadikan Israel
memperketat blokade terhadap Gaza dengan tujuan melemahkan Hamas sekaligus untuk
mengakhiri perlawanan mereka. Setelah Gaza diambil alih oleh Hamas, maka Israel
banyak membatasi berbagai macam bantuan yang datang ke Gaza. Dan
konflik-konflik selanjutnya yang terus berlanjut hingga sekarang.
Konflik yang
terjadi antara Israel dan Palestina ini masih berlangsung hingga sekarang.
Meskipun sudah pernah ada upaya damai, namun kenyataannya hal hingga kini belum
bisa terlaksana bahkan sulit. Karena keduanya merasa mempunyai kewenangan dan
hak untuk mendiami tanah Palestina. Dilain sisi Israel ingin merebut dari
Palestina, disisi lain Palestina pun ingin mempertahankan dan memperjuangkan
apa yang dirasa menjadi haknya.
B.
Asal Muasal Terbentuknya
Hamas
Berawal dari kenyataan lemahnya peran
PLO dalam pembebasan Palestina dari cengkraman Israel, maka tampillah gerakan
Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan yang berpengaruh di Palestina. Ikhwanul
Muslimin sendiri merupakan organisasi pergerakan Islam bentukan Hasan Al-Bana pada
tahun 1982. Keseriusan Ikhwanul Muslimin dalam mendukung kemerdekaan rakyat
Palestina salah satunya dengan mendirikan cabang di Haifa dan Jalur Gaza. Pada
1984 jumlah cabang yang ada di Palestina telah mencapai 25. Dengan kantor
kendali pusat di Kairo, Mesir. Sayap militer di Jalur Gaza diberi nama
Mujahidin Palestina (Mujahidun Filisthiniyun) dengan Syaikh Ahmad Yassin
sebagaia ketuanya. Pendirian sayap militer ini selain sebagai jembatan untuk
kembali mentransformasikan diri dari gerakan sosial pendidikan ke gerakan
politik dan militer, juga sebagai bentuk nyata hilangnya kepercayaan terhadap Fatah
yang mendominasi PLO yang mengedepankan ideologi nasionalis.
Kemudian pada 8 Desember 1987
meletuslah Intifadhah (Perlawanan) rakyat Palestina terhadap Israel. Perlawanan
ini dinamakan Intifadhah karena perjuangan yang dilakukan bersenjatakan batu
melawan pasukan tentara Israel yang memiliki perlengkapan militer yang lebih
maju atau mutakhir. Perlawanan ini muncul karena dipicu oleh pembunuhan enam
orang anak Palestina secara biadab oleh tentara Israel. Untuk membalas tindakan
tersebut maka para pemuda Palestina yang bersenjatakan batu melakukan
perlawanan terhadap tentara-tentara Israel. Selanjutnya Intifadhah yang
sebagian besar didominasi oleh anak-anak muda, dididik dan dibina dengan maksud
agar pergerakannya dapat terorganisasi dengan lebih baik, maka Syaikh Ahmad
Yassin mendeklarasikan berdirinya Hamas.
Hamas adalah singkatan dari Harakat
Al-Muqawwamah Al-Islamiyyah, atau Gerakan Perlawanann Islam. Muncul pertama
kali tahun 1987, gerakan ini tumbuh dengan latar belakang perjuangan pembebasan
Palestina dari pendudukan Israel. Pada bulan Agustus 1988, Ikhwanul Muslimin
mengeluarkan piagam Hamas yang berisi nasionalisme Palestina Islam dan
pandangan anti Israel. Hamas menekankan kesalehan pribadi dan keharusan
menerapkan syariat dalam berbagai aspek kehidupan bagi anggotanya. Dalam pasal
2 Piagam Hamas disebutkan bahwa Hamas merupakan salah satu sayap dari gerakan
Ikhwanul Muslimin, maka dari itu Hamas secara terbuka mencantumkan Islam
sebagai asas utama perjuangannya. Meskipun demikian, Hamas tetap mengakui
nasionalisme. Inilah yang membedakan Hamas dengan PLO yang sepenuhnya memandang
perjuangan pembebasan Palestina dari dimensi nasionalisme semata.
Hamas mempunyai cita-cita dan tujuan
yang tercantum dalam sebuah piagam yang berisi seluruh kredo ideologi mereka
dan menjelaskan bagaimana kebijakan mereka dalam perjuangan baik mengenai Israel
maupun gerakan lainnya. Penghapusan Israel dari peta dunia merupakan agenda
utama yang diusung Hamas dalam mewujudkan cita-cita berdirinya Negara Islam Palestna
merdeka. Oleh karena cita-cita dan tujuannya tersebut, Hamas dipojokkan serta
dianggap musuh yang membahayakan oleh Israel beserta sekutunya Amerka Serikat. Memojokkan
disisni misalnya dengan stigma teroris yang ditujukan kepada Hamas.
C. Peranan dan Perjuangan Hamas bagi
Palestina
Hamas atau Harakat Al-Muqawwamah Al-Islamiyyah
yang mayoritas menganut mazhab Ahlussunnah Wal Jamaah ini kemudian berkembang
menjadi sebuah partai politik yang berhasil memenangi mayoritas kursi parlemen
Palestina. Sebagai gerakan dan organisasi Hamas bersifat modern jika dilihat
dari cara mobilisasi dan organisasi sosial yang digunakan untuk mengedepankan
ideologi dan aspirasinya.
Berikut alasan-alasan yang membuat
Hamas sangat mempengaruhi kehidupan rakyat Palestina. Pertama, Hamas berhasil
menciptakan heroisme Palestina dengan gerakan perlawanan bersenjatanya,
khususnya Intifadhah kedua (2000-2004). Kedua, dalam menjalankan misi
politiknya Hamas memanfaatkan kekuatan doktrin agama. Ketiga, kehadiran Hamas
nyata di tengah-tengah rakyat Palestina dengan mendirikan pusat-pusat layanan
publik seperti mendirikan organisasi-organisasi sosial, pos-pos kesehatan,
lembaga zakat, balai pendidikan dan hafalan Al-Quran, mimbar-mimbar agama, dan
lain-lain. Keempat, sikap keras Israel terhadap para pemimpin Hamas mampu
menumbuhkan simpati dan solidaritas rakyat Palestina terhadap Hamas. Terbunuhnya
Syeikh Yassin pada 22 Maret 2004 mengingatkan rakyat Palestina pada pahlawan
legendaris mereka Abdul Qadir Al-Husaini dan Abu Jihad. Dan yang kelima, Hamas
mampu menghadirkan pemahaman keagamaan yang moderat dan menyentuh sanubari
pendukungnya. Sikap moderat Hamas ditunjukkan dengan melibatkan perempuan dalam
aktifitas dan dakwah-dakwah serta kampanye pada tingkat sipil, kemudian Hamas
menunjukkan penghormatan mereka dan menghargai antar pemeluk agama yang ada.
Hal ini dilakukan dengan tujuan merangkul semua pihak dalam pemerintahannya.
Dalam perjuangannya Hamas menjalin
kerjasama dan berhubungan baik dengan gerakan Hizbullah Lebanon. Hubungan
strategis antara keduanya menjadikan kedua oganisasi politik ini lebih kuat
dalam melakukan perlawanan terhadap Israel. Dalam menghadapi Israel, baik Hamas
maupun Hizbullah melakukan aksi-aksi serangannya berupa serangan roket
kewilayah Israel, aksi bom mobil, penculikan tentara Israel di perbatasan serta
bom bunuh diri. Bagi Hamas dan Hizbullah hubungan keduanya memberikan manfaat
yang baik bagi perjuangannya. Seperti Hamas yang mempelajari taktik perang
Hizbullah dalam menghadapi Israel sehingga Hamas lebih siap dalam menahan
serangan Israel ke Jalur Gaza.
Dinilai menjadi gerakan yang mengancam
eksistensi Israel untuk menduduki Palestina khususnya di Jalur Gaza, maka
agresi dilancarkan Israel di Jalur Gaza dengan tujuan menghancurkan kekuatan
Hamas dengan langkah militernya. Hal ini tidak menyurutkan perjuangan Hamas
untuk memperjuangkan Palestina. Serangan udaar pada pagi hari pertama atas
invansi Israel dibalas Hamas dengan menembakkan roket-roket Qassam ke wilayah
Israel. Hamas dihadapkan pada kekuatan
IDF (Israel Defense Forces) yaitu pasukan pertahanan Israel yang memiliki
kekuatan jauh lebih kuat dibanding kekuatan Hamas. Pada hari kedua Angkatan
Udara Israel menyerang sekitar 40 terowongan yang menghubungkan antara jalur
Gaza dengan Gurun Sinai. Tindakan tersebut memaksa Hamas menembakkan roketnya
ke Israel yang berjarak lebih dari 30 km utara Jalur Gaza. Hamas menembakkan
roket jenis Grand di kota pelabuhan Ashdo, Israel selatan. Serangan balasan
yang dilancarkan Hamas mengakibatkan seorang warga Israel tewas dan delapan
luka-luka. Oleh karena itu, dalam dua hari roket Israel semakin gencar
dilakukan ke Palestina. Hamas pun tidak tinggal diam, mereka menembakkan
roketnya ke arah Beershba 46 km Israel. Meski serangan yang dilakukan Hamas
tidak banyak memakan korban dibandingkan yang diakibatkan oleh Israel terhadap
Palestina.
Setelah satu minggu Israel melakukan agresinya
melalui udara dan laut, pasukan Israel memasuki wilayah Jalur Gaza dan
melancarkan operasi darat. Pejuang Hamas menembakkan mortar dan meledakkan bom
dipinggir jalan pada saat Israel melewati daerah perbatasan dan memasuki
wilayah pertahanan Hamas. Pasukan infanteri yang jauh masuk ke dalam jaluh
masuk ke dalam Jalur Gaza memaksa Hamas melakukan strategi perang kota.
Strategi gerilya yang intensif ditambah dengan pemasangan ranjau dan jebakan di
jalan-jalan.
Dari sedikit uraian diatas, memberikan
penjelasan bahwa Hamas tidak pernah gentar ataupun menyerah terhadap gempuran
serangan Israel. Perlawanan yang dilakukan oleh Hamas khususnya pada waktu
agresi Israel di Jalur Gaza nyatanya telah membuat repot dan kualahan pihak
Israel. Meskipun berat membendung serangan militer Israel ketika itu, Hamas
tidak pernah menyerah. Mereka tetap bertekad untuk berusaha melindungi rakyat
Palestina, karena sebagai suatu bangsa mereka berhak untuk hidup aman dan
merdeka.
Dari penjabaran diatas maka dapat kita
ketahui bagaimana peran Hamas untuk memperjuangkan nasib rakyat Palestina
begitu besar dan tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka berjuang tanpa
mengenal menyerah dan tetap bersikeras berjuang dengan segala cara yang ada
bahkan sampai titik darah penghabisan demi memperjuangkan bumi Palestina dari
zionis terkutuk Israel.
BAB III
KESIMPULAN
Palestina
merupakan sebuah wilayah yang berada di kawasan Asia Barat atau dalam dunia
timur populer disebut Timur Tengah. Secara geografis, disebelah timur Palestina
berdampingan dengan dua negara arab yang cukup berpengaruh yaitu Syiria dan
Yordania. Sedangkan disebelah barat Palestina terbentang Laut Tengah yang dapat
dikatakan merupakan kunci strategis bagi politik dan ekonomi negara-negara di
dunia. Wilayah ini merupakan kawasan yang rawan konflik. Hal ini dikarenakan
di Palestina terdapat kota suci
Jerussalem yang merupakan kota penting bagi tiga agama, yaitu Islam, Yahudi,
dan Kristen.
Konflik yang
terjadi antara Palestina dan Israel berakar dari keinginan Yahudi Israel
menguasai wilayah Palestina secara keseluruhan untuk membangun kembali kejayaan
mereka dimasa lalu. Tentu saja hal ini mendapat perlawanan dan penentangan dari
pihak Palestina. Rakyat Palestina merasa perlu dan berkewajiban membela dan
memepertahankan tanah airnya dari cengkraman Israel. Dari situlah terjadi
konflik diantara keduanya yang sangat panjang dan menimbulkan kerugian diantara
keduanya, terlebih untuk Palestina.
Kemudian pada tanggal 8 Desember 1987 meletuslah
Intifadhah (Perlawanan) rakyat Palestina terhadap Israel. Perlawanan ini
dinamakan Intifadhah karena perjuangan yang dilakukan bersenjatakan batu
melawan pasukan tentara Israel yang memiliki perlengkapan militer yang lebih maju
atau mutakhir. Perlawanan ini muncul karena dipicu oleh pembunuhan enam orang
anak Palestina secara biadab oleh tentara Israel. Untuk membalas tindakan
tersebut maka para pemuda Palestina yang bersenjatakan batu melakukan
perlawanan terhadap tentara-tentara Israel. Selanjutnya Intifadhah yang
sebagian besar didominasi oleh anak-anak muda, dididik dan dibina dengan maksud
agar pergerakannya dapat terorganisasi dengan lebih baik, maka Syaikh Ahmad
Yassin mendeklarasikan berdirinya Hamas.
Hamas adalah singkatan dari Harakat Al-Muqawwamah
Al-Islamiyyah, atau Gerakan Perlawanann Islam. Muncul pertama kali tahun 1987,
gerakan ini tumbuh dengan latar belakang perjuangan pembebasan Palestina dari
pendudukan Israel. Dalam perjuangannya Hamas menjalin kerjasama dan berhubungan baik dengan
gerakan Hizbullah Lebanon. Hubungan strategis antara keduanya menjadikan kedua
oganisasi politik ini lebih kuat dalam melakukan perlawanan terhadap Israel.
Dalam menghadapi Israel, baik Hamas maupun Hizbullah melakukan aksi-aksi serangannya
berupa serangan roket kewilayah Israel, aksi bom mobil, penculikan tentara
Israel di perbatasan serta bom bunuh diri.
Dapat diambil kesimpulan, bahwa peran Hamas untuk
memperjuangkan nasib rakyat Palestina begitu besar dan tidak dapat dipandang sebelah
mata. Mereka berjuang tanpa mengenal menyerah dan tetap bersikeras berjuang
dengan segala cara yang ada bahkan sampai titik darah penghabisan demi
memperjuangkan bumi Palestina dari zionis terkutuk Israel. Meskipun berat dalam
membendung serangan-serangan militer yang dialancarkan Israel, Hamas tidak
pernah menyerah. Mereka tetap bertekad untuk berusaha melindungi rakyat
Palestina, karena sebagai suatu bangsa Palestina berhak untuk hidup aman dan
merdeka.
DAFTAR PUSTAKA
Monika
Purwaningtyas. (2011). Konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza (2008-2009). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Adhi Purnawan.
(2012). Hubungan Antara Faksi Hamas Palestina dan Partai Hizbullah Lebanon
dalam Perjuanga Kemerdekaan Palestina Tahun (2001-2006). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Hamas (diakses pada 10 Mei 2014 pukul 19.40 wib).